Kawasan Industri Terpadu, Siapa Yang di Untungkan??

Oleh: Siti Mutaharoh, S.Sos.I

DETEKSIJAMBI.COM ~ Persoalan ekonomi di Indonesia masih menjadi perhatian utama hingga saat ini. Bagaimana tidak, dengan berbagai kekayaan alam dan sumber kebutuhan pangan yang melimpah di Indonesia, kita masih menemukn fakta banyaknya orang-orang yang kehidupannya belum dapat dikatakan layak.

 Pemerintah pun hingga detik ini masih berusaha dalam rangka ingin menggapai kesejahteraan yang tentunya juga sangat diharapkan oleh rakyatnya. Berbagai cara dan upaya telah dijalani demi meraih apa yang menjadi cita-cita bersama. Sayangnya hingga sekarang semunya seolah belum memberikan hasil sesuai yang diharapkan

Lihatlah, seperti baru-baru ini, pemerintah kembali membuka kawasan industri terpadu di daerah batang, jawa tengah. Yang tentu harapan tertingginya adalah dapat membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya juga sembari membuka keran baru bagi investor asing untk menanam modal, yang hasilnya juga diharapkan dapat menguntungkan negara dari hasil kerjasamanya tersebut. 

Yadi mengatakan kawasan industri terbuka Batang, memiliki sejumlah keunggulan yang akan dilirik oleh para investor asing.

Selain itu kawasan indutri terpadu Batang juga mengusung konsep green sustainable dan circular ekonomy yang membuat kawasan industry terpadu Batang ini menjadi kawasan industri ramah lingkungan.

“Diharapkan akan semakin banyak investor asing yang menanamkan modalnya di kawasan industri Batang agar bisa memberikan kontribusi dalam memajukan ekonomi di Indonesia serta menyerap tenaga kerja lokal sebanyak-banyaknya” begitu imbuhnya. 

Namun fakta menunjukkan, dari berbagi proyek serupa yang sudah banyak dibangun diberbagai tempat, nyatanya hasilnya tak sesuai dengan yang dijanjikan. terlihat tidak kunjung merubah nasib rakyat indonesa. 

Ketersediaan lapangan kerja, nyatanya juga kebanyakan untuk warga asing. Maka tidaklah salah jika dikatakan bahwa kesejahteraan Masyarakat masih menjadi ilusi belaka.

Sungguh masalah keterikatan Indonesia dengan negara lain terutama china dalam hal dibutuhkannya investasi mereka terhadap indonesia, hal itu disebabkan karena negara ini tidak memiliki modal untuk proyek pembangunan.

Hal ini menjadi kelemahan tersendiri bagi negara yang akhirnya berdampak tidak mandirinya negara dan justru lebih bergantung pada asing.

Ini berdampak pada kebijakan yang diberlakukan negara yang kemudian sangat mudah diintervensi negara lain yang menanamkan modal di dalam negeri dengan alasan win to win (bagi hasil). Begitulah realita demokrasi dengan undang-undangnya yang justru sangat merugikan rakyat.

Seperti misalnya UU cipta kerja . seolah –olah memihak rakyat namun faktanya justru menjadi alat asing dalam menjajah negeri dengan gaya baru bernama kemitraan negara, melalui investasi. 

Kondisi seperti ini tentu sangat berbeda dan berbanding terbalik dengan jika aturan negara itu menggunakan aturan yang benar dan berasal dari sumber yang benar pula.

Dalam sejarah dimasa yang silam, kita pernah melihat kenyataan bahwa negeri ini pernah dikagumi. Saat para ulama sholih dan para pemimpin yang bertanggung jawab masih menjabat. Mereka dengan sangat serius membangun peradapan di negeri ini, agar tidak dicaplok oleh para penjajah. 

Seperti di dalam islam, islam menentukan negara sebagai pihak yang akan membangun negeri dengan kekuatan sendiri. Islam sudah menentukan sumber pemasukan sebagai modal untuk membangun negeri yang itu telah dibagi dalam pos-pos pendapatannya, dalam bentuk baitul mal. 

Baitul mal dalam islam mendapatkan masukan dari berbagi sumber diantaranya zakat, pajak, hasil dari barang-barang tambang, perusaan perusaahaan lokal juga perusaan mancanegara.

 Namun perlu menjadi catatan disini bahwasanya pajak bukanlah sumber pendapatan utama.

Intinya, Manajemen harta dalam Baitul Māl terdiri dari 2 segmen, yakni pemasukan dan pembelanjaan. Pemasukan Baitul Māl memiliki sumber pemasukan, yakni dari hak milik individu, umum, dan negara. Pemasukan dari kepemilikan individu berupa zakat dan Shadaqah. 

Dari sisi kepemilikan Islam juga memiliki sistem komprehensif dalam pengaturan negara dalam menciptakan kesejahteraan rakyatnya. 

Maka sudah seharusnya sejarah keberhasilan islam itu dicontoh saat ini, Islam adalah satu-satunya contoh terbaik yang harus kita ikuti, mengembalikan pada syariat Islam, dan tunduk terhadap perintah dan larangan Allah, agar negara ini diberkahi oleh Allah Azza wajalla. Wallahu a’lam bishawwab.**

You cannot copy content of this page

Verified by MonsterInsights